10 Februari 2013
Menyukai
itu disaat kita begitu menginginkannya,mencintai itu disaat kita ingin
memberikannya, dan menyayangi itu disaat kita mau berkorban untuknya.
Siang
ini terlihat tidak bersahabat seperti siang di bulan Januari, siang Februari
terlihat lebih mendung semendung suasana hati ku, teman teman di kelas sibuk
dengan topik pembicaraan mereka mengenai hari Valentine hari bersejarah menurut
kaum muda dimana mereka saling bertukar hadiah dan mengungkapkan perasaan di
hati mereka.
“
Yaya apa kabar kamu ? diem aja dari tadi “ salah satu teman ku, Ais menyapa ku
dengan girang
“
Baik , kamu apa kabar ? “ jawab ku
“Baik
dong sebaik hari Valentine, kamu udah ada rencana ? “ Ais begitu terlihat
antusias
“
Gak deh kurang tertarik “ singkat ku timpali
Rencana
Valentine mana mungkin terjadi, Adit pasti sibuk dia kan udah ada janji tanggal
14 Februari sama para pendaki, Valentine pasti sama kaya tahun lalu, coba aja
Adit pacar ku lebih romantis sedikit aja, dia kan bisa ngasih boneka keropi
yang lucu atau puisi yang bikin hati ku meledak ledak atau apalah, ah Adit
dasar aku cuma bisa mendesah sudah terbiasa dengan sikap dingin Adit prioritas
utamanya cuma mendaki mendaki dan mendaki.
Siang
ini ku habiskan dengan satu judul novel yang tebal, malas rasanya harus keluar
kelas atau sekedar membeli makanan ringan, hari ini aku malas bertemu Adit
mungkin dia sekarang sedang sibuk di kelasnya memikirkan rencana mendaki nanti,
liat aku sekali aja Dit aku juga pengen kaya cewek lain kencan sama pacarnya,
kita gak usah kencan lah bercanda sama kamu aja udah cukup ko.
“Dorrrr
“ seseorang mengagetkan ku dari samping dengan keras
“Woy
ish apa apaan sih “ dengan kesal ku lempar orang itu dengan novel setebal dua
ratus halaman
“Kamu
serem amat sih Ya “ Adit menggoda ku dengan enteng nya
“Apaan
sih kamu gak ada kerjaan godain Yaya “ Ku pasang wajah cemberut
“Adit
kan kangen Yaya, tadi Adit gak liat Yaya keluar jadi Adit kesini deh “ Riang
Adit menjawabnya
“Ah
Adit basi, Yaya lagi males ketemu Adit mendingan Adit ke kelas aja deh”
“
Yaya kok judes amat sih sama Adit, wajahnya jelek tuh cemberut gitu “ Adit
mengeluarkan sesuatu dari kantong celana SMA nya, ia bidikkan handphone ke
wajah ku dan memotretnya, sontak aku marah pada Adit jelas saja wajah ku sedang
jelek jeleknya, aku mengejar Adit keluar kelas kami berlari di koridor sekolah
orang orang yang melihatnya hanya menertawakan kami beberapa guru sempat
memarahi kami tapi tak menjadi penghalang,di taman sekolah aku berhasil
menangkap ponsel Adit ku pukul lengannya berkali kali.
“
Tuh kan pacar Adit kalo lagi senyum manis banget “ Adit menempelkan ponselnya
di pipi ku ia membandingkannya dengan wajah ku yang sekarang sedang tersenyum,
ia tertawa dan mengacak acak bagian depan rambut ku
“
Adit issh rambut Yaya berantakan nih “ aku merengek manja pada Adit, Adit Cuma
menggerakan pundaknya dan berjalan meninggalkan ku dasar Adit, emangnya aku
boneka yang bisa dia apain aja udah bosen ditinggalin deh,semoga aja aku jadi
boneka kesukaan Adit yang selalu Adit peluk atau selalu Adit bawa kemanapun
Adit pergi tapi Adit bukan anak kecil yang suka bawa boneka mungkin aku Cuma
sebuah bunga yang bisa Adit lihat jika mekar dan Adit tinggalkan jika layu, Aku
Cuma pengen jadi seseorang yang Adit lihat bukan yang Adit kesampingkan
12
Februari 2013
Udah
dua hari aku gak ketemu Adit, dia gak ke kelas gak keliatan di Ruang
sekretariat OSIS, dia gak ada di sekolah, Adit kemana aku kangen Adit atau Adit
udah pergi mendaki, biasanya kalo pergi Adit pasti bilang, rasa khawatir
bercampur kesal melanda ku makin hari tingkah Adit aneh aja, dengan gamang ku
langkahkan kaki ke taman belakang aku menangis disana ku tutupi wajah ku dengan
kedua tangan ku, aku takut Adit kenapa kenapa disana, aku kesel kenapa Adit gak
bilang kalo Adit mau pergi dia kan bisa telfon aku kalo males liat wajah ku,
atau sms aku kalo malas dengar suara aku Adit kemana...
“Yaya
Kok nangis ? “ suara yang begitu ku kenal, aku mendongak menatap suara yang
dimiliki Adit mata kami saling beradu ada sedikit ke khawatiran dan penyesalan
nampak jelas di mata Adit aku dapat menemukan itu.
“
Yaya kenapa nangis ? “ Adit kembali bertanya padaku, ku gelengkan kepala Adit,
menghampiriku dan duduk di sampingku.
“Yaya
kalo ada masalah bilang dong ke Adit, jangan nangis sendirian gini “ Adit
berusaha menghiburku
“
Adit kemana aja, Yaya nyariin Adit gak ketemu ketemu, Yaya takut Adit ninggalin
Yaya, Yaya kesel kenapa Adit gak hubungin Yaya selama dua hari ini, Yaya juga
punya hati Yaya bukan mainan Adit yang bisa Adit tinggalin kapan aja, disaat
semua pasangan sibuk buat hari Valentine Adit malah mau ninggalin Yaya “ ku
muntah kan semua amarah ku tanpa memikirkan yang terjadi di kemudian
“
Maafin Adit, Adit kan nyiapin persiapan buat kepergian Adit, pendakian kali ini
agak jauh Ya, Adit kalo pergi pasti bilang ke Yaya dan masalah hari Valentine
Adit punya kejutan ko buat Yaya“ Jawab Adit menenangkan
“Hari
ini kita kencan yah, Adit udah lama gak maen sama Yaya “
“Jadi
kejutannya Cuma kencan, hari ini gitu ? bukan hari Valentine ? “
“Yaya
sejak kapan sih jadi cerewet”Adit meraih tangan ku meninggalkan taman belakang,
kebetulan sekali hari ini jam pelajaran sekolah hanya berjalan setengah hari
karena ada rapat guru, Aku dan Adit memutuskan pergi main tanpa memikirkan
beban yang menggelayut di pikiran kami masing masing, Adit terlihat manis hari
ini ia membelikan ku topi rajutan berwarna biru abu abu ia memakaikannya, ia
bilang hitung hitung menebus permintaan maafnya karena sudah membuat ku menangis
tadi, sebagai gantinya aku membelikan kaos tangan berwarna coklat cream sebagai
tebusan karena aku sudah memarahinya tadi, kami tertawa di sepanjang jalan ada
saja kelakuan Adit, ia mengeluarkan ponselnya dan memotret ku yang sedang
menggunakan topi rajutan pemberiaanya, aku tak mau kalah aku mengeluarkan
ponsel ku dan memotret Adit yang sedang menggunakan kaos tangan pemberian ku
kami pun berfoto bersama, kami sedang duduk berdua di pinggiran jalan menunggu
Angkutan Umum karena hari sudah terlihat sore.
“
Yaya kalo Adit pergi jangan cengeng dong jangan nagis di taman belakang, kalo
adit gak nelfon Yaya, Yaya jangan marah atau cemberut Yaya keliatan jelek tau “
Adit membuka pembicaraan
“Iya
Yaya janji, tapi kan Yaya juga manusia masa Yaya gak boleh nangis “ bantah ku
“
Pokoknya selama Adit pergi Yaya harus percaya sama Adit, Adit kan sayang Yaya “
ia meraih tangan ku dan menggenggamnya erat,ia membisikkan sesuatu “ Aditya
Wibawa sayang Zahrana Tyara” aku tertawa geli mendengarnya kubalas dengan
senyuman yang mungkin bisa membuat Adit senang.
Hari
yang Adit tunggu tunggu dan hari yang paling ku benci karena harus memendam
rindu pada Adit telah tiba, aku mengantar kepergian Adit seperti yang biasa ku
lakukan saat Adit hendak pergi mendaki, kali ini aku merasa Adit terlihat aneh
di sepanjang jalan ia terus memegang tangan ku ia selalu menatap mataku dengan
dalam, ia bungkam bicara dan hanya memberikan senyum nya yang selalu terlihat
menawan di mataku.
“Yaya
jaga diri ya, Adit pasti kangen Yaya “ ia mengacak acak poni depan ku
“Adit
juga jangan lupa pakai jaket terus hati-hati disana selalu kabarin Yaya, satu
lagi kalo nanti pulang Yaya pengen oleh olehnya bunga edelwies kan romantis
Dit“ aku tertawa renyah, Adit mendekati ku, ia mengecup dahi ku dan meninggalkan
ku, mobil yang membawa Adit pergi sudah tak terlihat lagi, hari hari di sekolah
harus kembali ku lewati tanpa Adit, sebuah sms masuk ke dalam ponsel ku
Inbox
: Radit :*
Believe
when I left you and do not return, my heart remains with you like a flower that
symbolizes eternity edelwies relationship, Yakinilah jika aku pergi meninggalkan mu dan tak
kembali,hati ku masih tetap bersamamu seperti sekuntum bungan edelwies yang
melambangkan keabadian.
Aku
tersenyum, Adit belajar romantis dari siapa sih cepet pulang ya Dit.
13
Februari 2013
Aku
masih bertukar kabar dengan Adit ia mengirimkan bebarapa fotonya yang sedang
mendaki ia menggunakan kaos tangan pemberian ku, selalu saja ia bisa membuat ku
tersenyum walau kini berjauhan, setiap satu jam ia selalu memberi ku kabar baik
berupa sms atau foto, sedikit rasa rinduku terobati karena Adit tidak melupakan
ku, ia selalu menanyakan kabar ku, selalu mengingatkan ku minum susu atau
mengerjakan tugas sekolah, bisa di bilang ia lebih perhatian jika sedang jauh dan
satu lagi ia selalu bertanya sedang dengan siapa aku, dan melarang ku main
kecuali dengannya atau keluarga, ternyata Adit punya rasa cemburu...
Malam
ini hujan begitu deras beberapa petir ikut hadir menemani hujan, Adit
mengirimkan sebuah foto padaku latarnya langit berwarna Orange ia bergaya
sambil memegang sekuntum bunga edelwies, terdapat keterangan dalam foto itu.
“
Adit kasih bunga edelwies buat Yaya, semoga cinta kita abadi yah “ aku tertawa
membaca keterangan foto itu, makin hari Adit makin romantis perkataannya selalu
dapat menggelitik hatiku, saat hendak ku balas selalu saja gagal, mungkin
operator sedang eror atau disana tidak ada sinyal aku mendesah semoga Adit
selalu dalam keadaan baik disana !
14
Februari 2013
Hari
ini hari Valentine semua pasangan sibuk saling bertukar hadiah atau menyusun
rencana kencan mereka malam ini, Adit sedang apa ya, dia gimana keadaannya apa
di hutan ada cewek cantik. Sudah beberapa jam Adit tidak menghubungiku kami
kehilangan kontak semenjak tadi malam, aku tidak merasa cemas karena sudah
pasti sinyal di tempat Adit jelek, walau aku mencoba menghubunginya itu semua
sia sia.
“
Yaya lagi galau nih “ Ais menggoda ku
“Iya
nih, Adit gak ngasih kabar “
“
Sabar ya, mungkin sinyal nya eror tau sendirikan di gunung susah sinyal “ Ais
menenangkan ku
“
Iya aku ngerti ko “
Aku
benar benar cemas sekarang, sudah hampir dua puluh jam Adit tidak menghubungi
ku, rasa cemas besar menghantui ku, beberapa bayangan berkelebat di pikiran ku,
semoga semua itu tidak terjadi.
“
Kak Yaya “ suara adik ku memanggil dengan keras
“
Apa dek ? “
“Sini
Kak, cepet ! “ aku bergegas menghampiri adik ku yang sedang menonton televisi
di ruang tengah,ia menunjuk berita yang sedang di siarkan di televisi, aku
bertanya tanya apa yang di maksud adik ku dan betapa terkejutnya aku...
“
Sepuluh orang pendaki di temukan dalam keadaan mengkhawatirkan di sebuah Gunug,
tiga orang meninggal dan tujuh orang selamat di sertai luka luka parah, tiga
orang yang meninggal diantaranya satu orang pekerja swasta bernama M.Hamzah dan
dua orang lainnya seorang siswa SMA Harapan Bangsa bernama Rizkiawan dan Aditya
Wibawa menurut penuturan salah satu korban mereka mengalami kegagalan mendaki
karena cuaca yang sangat buruk“ aku terhenyak bagaikan ditampar angin topan,
tatapan ku nanar dan sejurus kemudian gelap.
Aku
melihat bayangan Adit ia mendekati ku namun ia tak berani menyentuh ku, ia
hanya tersenyum dan setelah itu pergi meninggalkan ku, aku mengejarnya namun
Adit hilang ditelan kegelapan,dan seberkas cahaya menyilaukan mataku, ternyata
lampu kamar delapan watt sedang menerangi ku. Ayah dan Ibu duduk menatap ku
yang baru siuman sudah tiga jam aku pingsan, sejurus kemudian aku ingat berita
itu aku bangkit dari tempat tidur ku, kedua orang tua ku menahannya, Ibu
memeluk ku dan berusaha menenangkan ku Ayah memegang pundak ku, aku menangis
tersedu sedu di pelukan Ibu,Hari kasih sayang ku lewati dengan kepergian
seseorang yang begitu ku sayangi.
Dengan
hati yang begitu rapuh ku taburkan bunga di atas makam Adit,Tak pernah terpikir
hari itu pertemuan terakhirnya dengan Adit, aku mulai mengerti maksud sms Adit,
genggaman tangan yang begitu erat dan tatapan mata yang begitu dalam itu semua
adalah untuk yang terakhir, aku menangis tersedu sedu beberapa slide kenangan
ku bersama Adit berkelebat, Adit janji bakalan pulang tapi Adit ninggalin
Yaya...
“Yaya
yang sabar ya “ Kak mira kakak Adit menenangkan
“Aku
kangen Adit “ terbata bata aku mengucapkannya
“
Yaya tau gak ? waktu Adit ditemukan ia pegang Bunga Edelwies, kakak tau bunga
itu pasti buat Yaya, Adit juga pasti kangen Yaya Cinta Adit buat Yaya sama kaya
Bunga Edelwies itu“ kak mira menuturkan dengan jelas
“Yaya
Sayang Adit “
“Kalo
Yaya sayang Adit Yaya harus bisa bersikap bijaksana, karena menyayangi it
disaat kita mau berkorban untuknya, biarkan Cinta Yaya abadi seperti bunga
edelwies ini “
Sore
itu selepas pemakaman Adit, aku duduk di taman belakang sekolah tempat dimana
biasanya aku dan Adit bercengkrama,ku pegangi bunga edelwies pemberian Adit aku
tau maksud Adit memberikan bunga itu, Adit mau semua kenangan aku dan Adit
selalu abadi, aku janji gak bakalan cengeng kalo Adit pergi.
Bunga
Edeelweis di hari Valentine adalah sebuah bukti bahwa Adit selamanya buat Yaya.
Mungkin
ini yang di maksud dengan sebuah kejutan di hari Valentine, Bunga Edelweis
untuk Hari Valentine Yaya.